Berikut 10 mitos yang sering ditemui dalam bisnis properti
di bawah ini seperti dikutip dari realestateproarticles, Selasa (2/2/2011), bisa memberi pengetahuan akan sebuah industri properti:
1. Berinvestasi di properti hanya untuk orang kaya
Memang
benar, uang bisa menggerakan dunia, dan pastinya sangat membantu orang
meraih impian. Tapi instrumen investasi properti tidak hanya untuk orang
kaya. Banyak pengusaha properti terkenal memulai bisnisnya
kecil-kecilan. Namun, secara perlahan mereka menanjak ke posisi puncak
dengan kerja keras.
2. Berinvestasi di properti berisiko tinggi
Beberapa
orang beranggapan begitu karena biasanya membutuhkan modal cukup
tinggi, sehingga jika gagal di tengah jalan, kerugiannya pun cukup
tinggi. Padahal sebenarnya, risiko berinvestasi di properti termasuk
salah satu yang paling rendah. Apalagi jika dibandingkan pasar modal
atau lembaga keuangan lainnya. Memang ada risikonya, tapi semua bisa
diperhitungkan.
3. Jual-beli rumah merupakan cara investasi terbaik
House
flipping yaitu membeli rumah dengan niat untuk dijual kembali bisa jadi
cara yang baik untuk berinvestasi di properti, tapi jelas bukan yang
terbaik karena masih ada pilihan-pilihan lain. Dalam situasi ekonomi
seperti ini, harga rumah sudah cukup tinggi, dan anda harus menunggu
cukup lama untuk bisa mendapatkan keuntungan tinggi lewat menjual
kembali rumah tersebut. Menyewakan properti anda bisa jadi jalan yang
lebih baik ketimbang menjualnya begitu saja.
4. Anda perlu banyak pengalaman
Mitos
ini lebih masuk akal dibandingkan mitos lainnya. Akan tetapi, jika
dipikir baik-baik, jika semua investor perlu banyak pengalaman sebelum
memulai maka tidak akan ada yang namanya instrumen investasi properti.
Pengalaman memang sangat membantu, dan hanya bisa diraih sejalan dengan
waktu dan jam terbang. Yang paling anda perlukan adalah keinginan untuk
belajar.
5. Banyak yang gagal berinvestasi di properti
Layaknya
sebuah instrumen investasi, properti juga punya risiko, tapi janganlah
membuat anda takut sebelum memulai. Pikiran seperti ini biasa terjadi
akibat kurangnya informasi setelah mengambil keputusan. Sebaiknya, jika
anda merasa tidak mampu berinvestasi di sektor ini, lebih baik tidak
usah. Tapi jangan sampai anda batal berinvestasi hanya karena masukan
dari orang lain, terutama nasihat dari mereka yang belum pernah masuk ke
sektor ini.
6. Berinvestasi di properti hanya sukses jika anda 'kenal' orang yang tepat
Dalam
bisnis dan industri apapun, punya banyak relasi akan sangat membantu.
Apakah wajib untuk punya banyak relasi untuk memulai? Tentu tidak! Anda
bisa membangun relasi sejalan dengan waktu. Mulailah berkenalan dan
mengobrol dengan investor lain, pengacara, broker, dan siapa saja yang
bisa membantu anda di masa mendatang.
7. Beli properti di bawah harga pasar pasti menguntungkan
Teori
ini tidak sepenuhnya benar untuk industri properti. Meski membeli
properti di bawah harga pasar menguntungkan di atas kertas, anda tidak
akan mendapatkan laba sebelum berhasil menjual atau menyewakannya.
Terkadang sebuah properti dijual murah karena beberapa faktor yang
tentunya harus menjadi pertimbangan, seperti lokasi atau bangunan yang
buruk. Anda harus lebih berhati-hati.
8. Tidak ada lagi properti bagus yang tersedia
Semua
orang butuh tempat tinggal. Sebuah keluarga akan berkembang setiap
harinya sehingga butuh properti baru. Anda akan selalu menemukan
properti yang layak untuk diinvestasikan, hanya saja anda harus lebih
sering dan giat mencarinya.
9. Kunci sukses berinvestasi di properti, pasang harga tak terlalu tinggi
Dalam
kebanyakan kasus investasi properti, angka-angka sangatlah menentukan.
Bahkan, anda bisa menawarkan harga jauh di atas rata-rata pasaran jika
properti anda sudah dipoles menjadi sangat menarik.
10. Anda perlu informasi dari 'orang dalam'
Sebenarnya
anda tidak perlu informasi yang sangat penting dari 'orang dalam' yang
lebih berpengalaman. Dengan jam terbang yang tinggi dan banyak
berinteraksi bersama para profesional, lambat laun anda akan menjadi
'orang dalam' tersebut.
LIHAT SUMBERNYA DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar